Senin, 21 Mei 2012

MANAJEMEN PERUBAHAN

Management of Change
Sebagai manusia kita hidup dalam dunia yang penuh dengan perubahan. Karena Perubahan merupakan suatu hal yang pasti (terjadi, dan akan terjadi), seperti yang terdapat dalam ungkapan Inggris “everything changes”.
Keharusan untuk melaksanakan perubahan dewasa ini dalam lingkungan yang penuh turbulensi dan dinamika, adalah sebuah fakta kehidupan bagi kebanyakan organisasi-organisasi pada masa sekarang ini yang tidak boleh menunggu hingga mereka mengalami proses kemunduran, dan barulah mereka melaksanakan perubahan-perubahan, mereka secara terus-menerus perlu memprediksi dan mengantisipasi kebutuhan akan perubahan.
Ada berbagai macam alasan mengapa organisasi-organisasi berubah, dan banyak terdapat tipe perubahan yang dapat dilaksanakan  mereka seperti misalnya karena kegiatan terstrukturisasi - re-engineering - e-engineering – inovasi dan TQM (Total Quality Management).
Perubahan keorganisasian (organizational change) merupakan tindakan beralihnya suatu organisasi dari kondisi yang berlaku kini, menuju ke kondisi masa yang akan datang yang diinginkan guna meningkatkan efektifitasnya. Lingkungan keorganisasian terus-menerus berubah, dan organisasi yang bersangkutan perlu mengadakan perubahan-perubahan agar supaya dapat bertahan.
Memanage perubahan ialah sebuah topik yang paling dekat dengan penguraian totalitas tugas seorang manajer. Hampir segala sesuatu yang dilakukan oleh seorang manajer hingga tingkat tertentu berkaitan dengan implementasi perubahan. Sebagai contoh mempekerjakan seorang karyawan baru (mengubah kelompok kerja), membeli peralatan kerja (mengubah metode kerja),  dan mengatur kembali titik-titik/pusat pekerjaan (mengubah arus pekerjaan) kesemuanya memerlukan pengetahuan tentang bagaimana cara memanage perubahan secara efektif. Boleh dikatakan hampir setiap kali seseorang manajer mengambil suatu keputusan, maka keputusan tersebut menyangkut tipe perubahan tertentu. Setiap manajer dalam rangka upaya memanage proses perubahan  secara efektif, perlu memahami atau memiliki pemahaman tentang persoalan motivasi, kepemimpinan, dinamika kelompok, politik keorganisasian, konflik, determinan-determinan perilaku, dan komunikasi.
Ada berbagai macam sumber persoalan yang menyebabkan timbulnya perubahan keorganisasian, yaitu :
1. Faktor Lingkungan
2. Faktor Tujuan-tujuan serta Nilai-nilai
3. Faktor Teknikal
4. Faktor Stuktural
5. Faktor Psikososial
6. Faktor Manajerial
Adapun tujuan perubahan organisasi :
1. Meningkatkan kemampuan organisasi
2. Meningkatkan peranan organisasi
3. Melakukan penyesuaian secara internal dan eksternal
4. Meningkatkan daya tahan organisasi
5. Mengendalikan suasana kerja
Ada dua macam metode untuk menganalisis tingkat-tingkat perubahan keorganisasian. Salah satu metode adalah mempelajari tingkat-tingkat perubahan yang mencakup tingkat individu, kelompok, dan keorganisasian. Dan metode kedua adalah mempelajari tingkat perubahan yang diperlukan pada kelompok yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut. Kombinasi antara tingkat dan derajat atau tingkat perubahan menghasilkan sebuah matriks hubungan-hubungan tersebut.
Matriks I : Contoh-contoh Interaksi Antara Tingkat-tingkat dan Derajat Perubahan
TINGKAT-TINGKAT PERUBAHAN

Kecil
INDIVIDUAL
KELOMPOK
ORGANISASI
Promosi individu-individu
Tambahkan karya baru pada kelompok yang ada
Ciptakan departemen staf baru
Menengah
Program pelatihan untuk
Leburkan kelompok-kelompok
Pengurangan angkatan kerja
Besar
Ganti C.E.O
Bubarkan kelompok kerja
Restrukturisasi organisasi secara besar-besaran
            Namun pada kenyataannya dalam menjalankan perubahan juga sering kali dijumpai hambatan-hambatan yang berupa adanya sikap penentangan terhadap perubahan tersebut baik dari organisasi-organisasi yang bersangkutan maupun dari individu-individu didalamnya. Faktor alasan menentang perubahan tersebut dapat dikarenakan :
-       Stabilitas Struktural
-       Suboptimasi Fungsional
-       Kultur Keorganisasian
-       Norma-norma Kelompok
Kemudian hasil riset yang dilakukan oleh para pakar telah mengidentifikasi 6 macam strategi umum untuk mengatasi tentangan terhadap perubahan di atas, antara lain :
·         Pendidikan dan Komunikasi
·         Partisipasi dan Keterlibatan
·         Fasilitasi dan Bantuan
·         Negosiasi dan Persetujuan
·         Manipulasi dan Kooptasi
·         Pemaksaan Eksplisit dan Implisit
PENDEKATAN
BIASANYA DIGUNAKAN APABILA :
KEUNTUNGAN
KERUGIAN
Pendidikan dan komunikasi
Apabila terdapat kekurangan informasi atau informasi & analisis tidak akurat
Sekali dilaksanakan, orang-orang akan seringkali membantu implementasi perubahan tersebut
Ia dapat memakan waktu lama, andai kata banyak orang terlibat didalamnya
Partisipasi dan keterlibatan
Apabila para inisiator tidak memiliki semua informasi yang diperlukan mereka guna mendesain perubahan tersebut dan apabila pihak lain memiliki kekuatan besar untuk menentang
Orang-orang yang turut berpartisipasi akan lebih terlibat dalam hal mengimplementasi perubahan tersebut
Ia dapat memakan waktu lama, apabila para partisipan mendesain perubahan yang tidak tepat
Fasilitas dan bantuan
Apabila orang-orang menolak, karena problem-problem penyesuaian
Tidak ada pendekatan lain yang bekerja sama baiknya terhadap masalah-masalah penyesuaian
Ia dapat memakan waktu lama, dan ia tetap mengalami kegagalan
Negosiasi dan persetujuan
Apabila ada orang atau kelompok tertentu akan mengalami kerugian dalam sesuatu dan dimana kelompok tersebut memiliki kekuatan besar untuk menentangnya
Kadang-kadang ia merupakan sebuah cara yang relatif mudah guna menghindari penolakan-penolakan
Ia dapat memakan biaya tinggi dalam banyak kasus, andai kata ia merangsang pihak lain untuk bernegosiasi, dalam proses menaatinya
Manipulasi dan kooptasi
Apabila taktik-taktik lain tidak mempan, atau terlampau mahal
Ia dapat menjadi solusi cepat dan murah terhadap problem-problem tentangan
Ia dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah pada masa mendatang apabila orang-orang merasa bahwa diri mereka dimanipulasi
Pemaksaan eksplisit dan implisit
Apabila kecepatan bersifat esensial dan apabila para inisiator perubahan memiliki kekuatan luar biasa
Ia cepat dan ia dapat dimanfaatkan untuk mengatasi segala macam jenis tentangan
Ia dapat mengandung resiko, andai kata orang-orang marah kepada para inisiator
Dibawah ini disajikan tabel berisikan aneka macam tipe perubahan keorganisasian
Perubahan Strategis
Ø  Postur pertumbuhan
Ø  Pendekatan berbalik arah
Ø  Penarikan diri (Retrenchment)
Ø  Stabilitas
Perubahan Struktural
Ø  Reorganisasi fungsional
Ø  Mendatarkan hierarki
Ø  Struktur tim
Ø  Desentralisasi kekuasaan
Perubahan Teknologis
Ø  Otomasi proses
Ø  Networking
Ø  Memutakhirkan peranti keras
ØAplikasi baru peranti keras atau konversi
Perubahan Manusia
Ø  Sikap atau isu-isu tentang komitmen
ØDampak-dampak kinerja atau perbaikan-perbaikan
ØInisiatif-inisiatif berhubungan dengan kualitas kehidupan kerja
ØRedesain pekerjaan atau upaya-upaya motivasi
Terdapat sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan sewaktu akan melakukan perubahan pada sebuah organisasi agar akhirnya dapat menentukan keberhasilan suatu perubahan. Adapun faktor-faktor tersebut berupa :
1.      Agen Perubahan
2.      Menetapkan apa yang perlu diubah
3.      Jenis perubahan yang akan dilakukan
4.      Para individu yang akan dipengaruhi oleh perubahan tersebut
5.      Evaluasi perubahan tersebut
Selanjutnya, ada 3 macam fase perubahan yang direncanakan didalam organisasi-organisasi yang ditonjolkan oleh Kurt Lewin (seorang pakar manajemen) dalam modelnya yang dinyatakan masing-masing sebagai berikut :
1.      Fase pencairan (unfreezing)
2.      Fase mengubah (changing)
3.      Fase pembekuan kembali (refreezing)
ü Peranan dan struktur-struktur yang berlaku
ü Comfortable (nyaman), terbiasa dan pasti
ü Terkontrol, pasti dan terbukti
ü Melepaskan pekerjaan lama
ü Memulai pekerjaan baru
ü Mengubah tugas-tugas, rutinitas-rutinitas, tuntutan-tuntutan, dan hubungan-hubungan
ü Peranan dan struktur baru
ü Pekerjaan dan rutinitas baru
ü Belum dikenal dan penuh resiko
ü Menciptakan kebutuhan akan perubahan
ü Meminimalisir tentangan-tentangan terhadap perubahan
ü Mengubah manusia dan kelompok-kelompok, tugas-tugas, struktur-struktur, dan teknologi
ü Memperkuat hasil-hasil
ü Menegevaluasi hasil-hasil
üMembuat modifikasi-modifikasi konstruktif
Pencairan
Mengubah
Pembekuan Kembali
Menurut McCalman dan Paton, perlunya diperhatikan 10 macam faktor pokok dalam manajemen perubahan secara efektif, yakni :
1.      Perubahan bersifat pervasif (menyebar secara menyeluruh)
2.      Perubahan efektif, memerlukan bantuan manajemen senior secara aktif
3.      Perubahan merupakan sebuah kegiatan yang bersifat multidisipliner
4.      Perubahan berhubungan dengan persoalan manusia
5.      Perubahan berhubungan dengan keberhasilan
6.      Perubahan merupakan sebuah proses yang berkelanjutan
7.      Perubahan efektif memerlukan agen perubahan yang kompeten
8.      Ditinjau dari sisi pandang metodologi, maka tidak ada cara satu-satunya yang terbaik
9.      Perubahan menyangkut kepemilikan
10.  Perubahan menyangkut persoalan kegembiraan, tantangan, dan peluang.

Jumat, 04 Mei 2012

Kids Safety Belt


Keamanan  sang buah hati adalah tugas dan tangggung jawab bagi para orang tua disaat berkendara di jalan raya ataupun di lingkungan rumah. Banyak sekali fenomena yang terkadang tidak disadari oleh para orang tua yang sering berkendara dengan sepeda motor akan keselamatan sang buah hati yang relatif masih berumur antara 2-5 tahun yang sedang di bonceng, seperti ketika anak yang sering bergerak di sepeda motor karena posisi duduk anak yang tidak nyaman ataupun sang anak yang sering mengantuk dan tertidur dalam perjalanan bersepeda motor, apalagi jika dalam kondisi bepergian jauh dengan jarak tempuh perjalanan yang cukup lama dan panjang, serta berbagai fenomena dan kemungkinan situasi lainnya. Karena bayangkan saja, anak yang masih berumur kisaran itu pasti belum dapat menyadari bahaya serta akibat dari segala perilaku yang mereka lakukan terutama di kendaraan sepeda motor dengan pola pikiran mereka yang masih sangat labil.

Hal-hal tersebut pasti menimbulkan kekhawatiran besar bagi para orang tua karena hal tersebut dapat memicu dan menyebabkan terjadinya kecelakaan bagi buah hati mereka. Lantas, sebagai orang tua yang sangat peduli dan mengutamakan keselamatan sang buah hati tentu akan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi problema tersebut.


Dan kini Jafa Safety Belt (Sabuk Bonceng Anak) telah menjadi produk andalan dan sangat berguna bagi para orang tua yang sering berkendara dengan sepeda motor sekaligus membonceng buah hati mereka yang masih kecil.


Dijamin selain mempunyai fungsi yang sangat bermanfaat, kekhawatiran para orang tua selama ini akan keselamatan buah hati kecilnya saat berkendara dengan sepeda motor juga akan segera lenyap.





 "Keselamatan sang Buah Hati adalah Naluri  Jiwa setiap Orang Tua"

                                                                                                                             -ranazura-



Kamis, 03 Mei 2012


Google Earth Mempertemukan Ibu-Anak Setelah 25 Tahun

Di tahun 1986, Saroo Brierley (saat itu berumur 5 tahun) ikut kakak laki-lakinya naik kereta. Karena kelelahan, Saroo tertidur selama 14 jam. Saat bangun, ia kaget sudah terdampar di sebuah kota besar (Calcutta) sementara sang kakak tak kelihatan ada di sampingnya.

Terdampar di kota besar yang asing, bocah sekecil ini jadi gelandangan. Ia tak mungkin kembali ke rumah, maklum usianya masih sangat kecil.
Untunglah Saroo dipungut oleh petugas dari rumah yatim piatu. Kabar tentang kakaknya sudah tak jelas, hingga belakangan baru mengetahui sang kakak diketemukan mati di atas rel oleh petugas beberapa bulan setelah terpisah. Jalan hidup Saroo berubah ketika sebuah keluarga mengadopsi dan membawanya ke Australia.

Hidup bersama ayah dan ibu baru, jauh meninggalkan negeri kelahiran, tak menghapus ingatan Saroo akan ibunya tercinta.

Setelah dewasa, Saroo mencoba mencari jejak keluarganya yang hilang dengan bantuan aplikasi Google Earth. Ia menghitung perkiraan jarak tempuh kereta dengan lama waktu tertidur.

Yang masih diingat hanya satu hal. "Saya mencari air terjun tempat saya dulu kecil biasa bermain," ucapnya kepada BBC.
Akhirnya, setelah yakin dengan hitungan kira-kiranya, Saroo terbang ke Khandwa. Ia merasa desa ini adalah kampung halamannya. Dengan bantuan penduduk lokal di desa tersebut, ia akhirnya dipertemukan kembali dengan ibunya - yang untungnya masih hidup.

Betapa mengharukan, setelah berpisah selama 25 tahun, akhirnya anak dan ibu ini kembali bertemu.